ANALISIS STANDAR MONETER INTERNASIONAL KHUSUSNYA PADA STANDAR BARANG (COMMODITY STANDARD)
Standar
 adalah kesepakatan-kesepakatan yang telah didokumentasikan yang di 
dalamnya terdiri antara lain mengenai spesifikasi-spesifikasi teknis 
atau kriteria-kriteria yang akurat yang digunakan sebagai peraturan, 
petunjuk, atau definisi-definisi tertentu untuk menjamin suatu barang, 
produk, proses, atau jasa sesuai dengan yang telah dinyatakan. Pada eknomi moneter dikenal dengan yang namanya standar moneter. Standar
 moneter adalah sistem moneter yang didasarkan atas standar nilai uang 
artinya bahwa uang merupakan alat pembayaran yang sah untuk melakukan 
segala transaksi ekonomi. Tanpa uang kita akan kesulitan dalam 
bertransaksi di masyarakat, dan ternyata jumlah uang yang beredar pun 
mempengaruhi kemakmuran masyarakat suatu negara. Oleh karena itu 
pemerintah melalui Bank Sentral mencetak uang. Bank Sentral merupakan 
lembaga keuangan yang menjalankan kebijakan moneter dengan menggunakan 
berbagai instrument moneter, dengan bank-bank umum sebagai mediator yang
 mempengaruhi jumlah uang yang beredar di masyarakat yang merupakan 
sasaran kebijakan moneter. Standar moneter pada hakekatnya bisa 
dikategorikan menjadi dua golongan yaitu; standar barang (commodity 
standard) dan standar kepercayaan (fiat standard).
A.    Pengertian Standar Barang (Commodity Standard)
Standar
 barang (Commodity standard) merupakan sistem moneter di mana nilai uang
 dijamin atau didasarkan pada seberat barang tertentu, contohnya; emas 
dan atau perak. Diartikan sebagai system moneter dimana nilai/tenaga 
beli uang dijamin sama dengan seberat barang tertentu (emas, perak, dan 
seterusnya). Setiap nilai uang yang beredar dijamin dengan seberat 
barang tertentu (emas, perak, dan seterusnya) yang ditentukan oleh 
Pemerintah. 
Jika
 suatu Negara hanya memakai satu jenis barang (logam) sebagai standar 
moneternya maka Negara tersebut dikatakan menganut “mono metallism 
standard”, tetapi jika Negara tersebut memakai dua barang (logam) 
sebagai standar moneternya maka dikatakan bahwa Negara tersebut menganut
 “bimetallism standard”.
B.     Klasifikasi Standar Barang 
Standar barang ini dapat diklasifikasikan sebagai berikut: 
1.      Standar emas (the gold standard)
2.      Standar perak (the silver standard)
3.      Standar kembar (emas dan perak)
1.      Standar Emas
a.      Definisi Standar Emas 
Standar
 emas didefinisikan sebagai suatu sistem moneter di mana suatu bangsa 
mengucapkan (menyatakan) kesatuan moneternya dengan emas, bebas 
menjual-belikan emas dengan harga yang pasti dan mengijinkan orang-orang
 untuk mengimpor dan mengekspor emas tanpa batas. 
b.      Macam-macam standar emas
Ada empat macam standar emas yaitu:
1)      The Gold Coin Standard
Dalam standar emas macam ini ada beberapa persyaratan antara lain:
·   Nilai
 satu-satuan uang dikaitkan dengan seberat tertentu emas dan biasanya 
yang beredar adalah uang emas. Misalnya U$$ 1 = 23,22 gram emas murni. 
·   Pemerintah harus bersedia untuk melebur batangan emas menjadi uang emas untuk kepentingan masyarakat umum. 
·   Adanya
 hubungan yang tetap antara satuan moneter dengan sejumlah tertentu emas
 agar supaya nilai satuan moneter sama dengan berat tertentu emas. 
·   Adanya
 kebebasan bagi individu terhadap emas, apakah akan diekspor, disimpan 
atau digunakan untuk berbagai tujuan (pribadi/business).
·   Uang emas dinyatakan sebagai alat pembayaran dan harus diterima umum di dalam pembayaran.
·   Uang kredit, pada umumnya hanya didukung oleh sebagian cadangan emas, dan dapat ditebus dengan uang emas. 
2)      The Gold Bullion Standard
Standar emas ini agak berbeda dengan yang sebelumnya (the gold coin standard).
Persamaannya antara lain: 
·         Nilai satu-satuan moneternya dikaitkan dengan berat tertentu emas. 
·         Pemerintah membeli dan menjuan seluruh emas yang ditawarkan pada harga tetap.
·         Adanya keterbatasan kemampuan untuk membeli emas oleh masyarakat karena jumlah emas yang dijual banyak. 
·         Emas mungkin disimpan, dijual dan digunakan untuk tujuan industry ataupun untuk pembayaran hutang. 
·         Pemerintah menerima uang kredit untuk ditukarkan dengan emas. 
Tidak seperti pada “the gold coin standard”, dalam standar ini:
1.      Membuat batangan emas sebagai alat pembayaran hutang yang sah, baik oleh swasta maupun pemerintah. 
2.      Menyebabkan
 uang emas dapat ditarik dari peredaran untuk ditukarkan dengan batangan
 emas. Tidak ada kebebasan membuat uang emas. 
3)      The Meneged Bullion Standard
Standar
 moneter ini masih juga dikaitkan dengan emas. Adanya sejumlah emas yang
 tetap pada setiap satu-satuan uang, tetapi tidak dapat dipakai dalam 
peredaran umum. Oleh karena itu tidak ada pasar bebas untuk emas. 
Sebagaimana kita lihat dalam Undang-undang Cadangan Emas 1934 di Amerika
 memantapkan pemakaian standar ini. Peraturan ini memberikan kekuasaan 
kepada pemerintah untuk menurunkan kadar emas dalam setiap satuan dolar 
agar supaya merangsang kegiatan usaha melalui kenaikan harga yang 
diakibatkan oleh adanya devaluasi. 
4)      The Gold Exchange Standard
Standar ini mungkin dikaitkan dengan kedua-duanya, baik kepada the gold coin ataupun the gold bullion standard. 
·         Satu-satuan uangnya dinyatakan sama dengan seberat emas yang tetap.
·         Pasar
 bebas emas dijamin, memperbolehkan masyarakat untuk berbuat 
sekehendaknya terhadap cadangan emasnya, diperbolehkannya mengimpor dan 
mengekspor emas tanpa batas, menyimpan emas serta diberikan kebebasan 
untuk mendapatkan emas dari perusahaan pertambangan emas ataupun 
percetakan uang. 
·         Uang
 kredit mungkin dapat digunakan untuk membeli sertifikat emas dari 
pemerintah dimana dapat ditukarkan dengan emas. Sertifikat-sertifikat 
emas ini dinyatakan dalam satuan moneter dari suatu Negara yang menganut
 standar emas (baik the gold coin dan the gold bullion standasrd). 
Sifat-sifat yang menonjo; dari sistem ini, sifat yang membedakannya 
dengan the gold coin dan the gold bullion standard, adalah bahwa uang 
kertas dapat ditebus dengan sertifikasi emas pada suatu bank asing di 
dalam suatu Negara yang menganut the gold coin ataupun the gold bullion 
standard, sertifikasi-sertifikasi ini merupakan tagihan langsng pada 
cadangan emas atau investasi jangka pendek yang dimiliki oleh Negara. 
Tetapi Pemerintah atau Bank Sentral yang menganut penggunaan atas 
sertifikasi-sertifikasi ini. 
c.       Kelebihan standar emas 
Para penganjur standar emas mempertahankan standar emas atas dasar hal-hal sebagai berikut: 
Ø  Acceptability
Masyarakat
 menerima emas dan uang yang didasarkan atas emas, karena kegunaan dari 
logam ini. Seluruhnya uang dan deposit di dalam Negara yang menganut 
standar emas pada umumnya beredar karena masyarakat menyadari bahwa uang
 kertas yang diciptakan dan deposito bank adalah dapat ditukarkan dengan
 segera dengan emas. Dalam hal ini uang kertas yang tidak dapat ditebus 
sewaktu-waktu tergantung pada pandangan positif masyarakat terhadap 
kemampuan memutuskan oleh pemerintah untuk menunda penebusan. 
Ø  A Check on Inflation and Deflation 
Pemabatasan
 secara otomatis terhadap pemerintah dalam pencetakan uang dan kredit 
bank mencegah pencetakan uang yang berlebihan dibandingkan dengan 
penyediaan barang-barang dan jasa. Sehingga inflasi tidak timbul. 
Sebaliknya penurunan kegiatan usaha tidak mesti diakibatkan oleh 
penurunan cadangan emas. Jika suatu Negara mempunyai cadangan emas yang 
cukup, persyaratan cadangannya dapat dikurangi dan akibat yang jelek 
dari terlalu kakunya persyaratan cadangan emas dapat diminimumkan 
ataupun malah dihilangkan. Pada waktu yang sama kepercayaan masyarakat 
umum terhadap alat pertukaran di suatu Negara dapat dijamun. Lagipula, 
selama periode depresi ongkos menambang emas menurun. Karena harga emas 
tetap, produksi emas meningkat, dan selanjutnya keuntunga persudahaan 
pertambangan emas meningkat. Adanya hubungan anatara biaya penambangan 
dan harga jual emas tersebut membawa akibat semakin meluasnya dasar emas
 dan ini menjadi dasar peningkatan volume usaha. Pada waktu baik yaitu 
ketika ongkos penambangannya meningkat, produksi emas menurun, sehingga 
keuntungan penambangan tidak lagi menarik bagi pengusaha emas. Meskipun 
demikian, volume kredit bank yang ada dimasyarakat meningkat selama 
periode makmur (prosperity) dan mendorong harga untuk naik samapai 
cadangan emas bank habis, atau penawaran dari barang-barang dan jasa 
mengejar permintaannya, atau beberapa faktor di luar menganggu kegiatan 
usaha pada umumnya. Perlu dicatat bahwa jumlah total dari tambang emas 
yang baru setiap tahunnya relatip kecil jika dibandingkan dengan 
penawaran yang ada. Sehingga alokasi sumber ekonomi yang kurang tepat 
tidak mempengaruhi perkembangan perubahan dalam penawaran emas. 
Ø  Automatic Limitation on Medium of Exchange 
Persyaratan
 minimum cadangan emas untuk uang kertas yang diciptakan dan deposito 
bank membuat suatu penahan (rem) yang otomatis pada kelebihan pencetakan
 uang kertas dan kredit bank. Kepercayaan masyarakat pada umumnya 
terhadap alat pertukaran selalu terjamin jika persyaratan minimum 
cadangan emas ditaati. 
Ø  Basic of an International money sistem 
Pada
 waktu yang lalu, uang kartal didasarkan pada emas. Diterimanya uang 
kartal ini secara umum, serta nilainya yang stabil mengakibatkan uang 
dipakai sebagai nilai standar international dan sebagai alat penukar. 
Nilai emas dari uang emas memperbaiki nilai-nilainya relatip terhadap 
satu ssama lain dan menyediakan dasar peraturan international yang 
stabil. 
Ø  Stimulus to Imternational Investment and trade 
Selama
 uang emas diterima secara umum maka berarti bahwa dengan standar emas 
akan menggairahkan perdagangan international dan investasi. Baik 
importier, ekportir, banker, dan investor akan dengan senang hati 
menanamkan dananya pada pekerjaan dimana kontraknya mau menerima 
pembayaran dalam bentuk uang emas. 
Ø  Uniform International Price Sistem 
Pasar
 bebas emas memperbolehkan setiap orang untuk mengimpor dan mengekspor 
emas. Jika di Negara A harga emasnya lebih rendah dibandingkan Negara 
tetangganya, B, maka Negara A menerima emas sebagai bagian dari 
pembayaran karena pembelian yang berlebihan dari Negara B. dengan 
diterimanya emas dari Negara B ini merupakan dasar untuk penciptaan uang
 baru dan kredit yang mana akan mendorong kenaikan harga di Negara A; 
harga-harga di Negara B akan turun selagi uang dan kredit berkurang 
karena kehilangan emasnya. Selanjutnya harga-harga di Negara A dan A 
akan berfluktuasi di sekitar titik yang sama. pergerakan emas ini 
mempengaruhi harga-harga international dan secara otomatis membuat 
penyesuaian pada harga-harga international. Penyesuaian diatas dikenal 
dengan nama “Mekanisme DAVID HUME”.
d.      Kekurangan standar emas 
Beberapa pendapat tentang standar emas, antara lain:
Ø  Kepercayaan
 terhadap uang timbul hanya bila kepercayaan itu diperlukan. Karena 
selama resesi kepercayaan terhadap uang hancur, sehingga permintaan 
masyarakat terhadap emas untuk uang dan deposito bank menghabiskan 
cadangan logam yang dimiliki pemerintah, dan memaksa untuk meninggalkan 
standar emas ini. 
Ø  Jika
 standar emas ditinggalkan, berarti tidak ada lagi pembatasa secara 
otomastis pada penawaran uang dan deposito. Jika cadangan emas 
berkurang, pemerintah tidak perlu mentaati ketentuan adanya standar emas
 yang otomatis, tetapi pemerintah menjamin penawaran uang di dalam 
peredarannya walaupun ada penurunan cadangan emasnya. Persyaratan 
cadangan emas yang tetap dapat dikurangi atau ditunda, ataupun malah 
pemerintah menolak untuk mengekspor emasnya untuk pembayaran 
hutnag-hutang internasionalnya. 
Ø  Standar
 emas tidak otomatis seperti yang kita tuntut ataupun kita percayai. 
Berkurangnya emas tidaklah berarti penciutan jumlah uang yang beredar 
dan kredit bank serta penurunan tingkat harga. Dan juga kenaikan di 
dalam cadangan emas tidak menunjukkan kenaikan secara otomatis dalam, 
jumlah uang yang beredar dan kredit perbankan serta hubungannya dengan 
kenaikan harga. Konsekuensinya harapan penyesuaian harga international 
akan terjadi. 
Ø  Pengumpulan
 cdangan emas tanpa memandang perkembangan kegiatan usaha yang 
bersangkutan meletakkan dasar (lansdasan) kerja untuk spekulasi dan 
akibatnya, nilai uang akan jatuh. 
Ø  Selama
 kadar emas tetap pada setiap satu-satuan moneter menjamin stabilitas 
pertukaran perdaganga luar negeri, tetapi tidak menjamin keseimbangan 
harga di dalam negeri. Suatu Negara dengan cadangan emas yang melimpah 
dapat memperbesar jumlah uang yang beredar dan kredit serta mendorong 
kenaikan harga. Tetapi dengan berkurangnya emas akan menyebabkan deflasi
 sebagaimana juga uang dan kredit akan ditarik dari peredaran .
2.      Standar Perak
Banyak kesamaanya dengan standar emas. Sehingga dimungkinkan adanya: 
a.      The Silver Coin Standars
b.      The Silver Bullion Standard
c.       The Managed Silver Bullion Standard 
d.      The Silver Exchange Standard  
3.      Standar Logam Kembar (Bimetallism Standard)
Standar logam kembar (bimetallism standard) adalah suatu sistem peredaraan uang yang didasarkan pada dua jenis mata uang yaitu mata uang standar emas dan mata uang srandar perak. Besarnya
 perbandingan mata uang emas dan mata uang perak ditentukan oleh 
pemerintah dengan melalui undang-undang. Misalnya saja undang-undang 
menetapkan perbandingan antara emas dan perak adalah 1 gram emas = 10 
gram perak (10:1).
Besarnya
 perbandingan menurut undang-undang tersebut telang mengalami 
perubahan-perubahan  dalam perbandingan kedua mata uang, sehingga 
mata uang yg bernilai tinggi terdesak diantara nilai sistem 
peredarannya. Misalnya perbandingan antara emas dan nperak menurut 
undang-undang adalah 10:1. Sedangkan di pasar bebas terjadi perubahan 
harga, sehingga perbandingan antara emas dan perak menjadi 1 gram emas =
 15 gram perak (15:1). Dengan adanya perubahan harga tersebut orang 
dapat mengambil untung dengan cara melebut mata uang emas dan menukarnya
 dengan mata uang perak, karena 1 gram emas dia akan memperoleh 15 gram 
perak. Perak yang diperoleh sebanyak 10 gram dibuat menjadi mata uang 
perak yang nilainya sama dengan 1 gram mata uang emas (perbandingan 
menurut undang-undang). Akibatnya mata uang emas akan menghilang dari 
peredaran, karena banyak dilebur untuk ditukar dengan perak. Sehingga 
uang yang beredar dalam perekonomian hanya mata uang perak saja.
Dengan
 melihat kenyataan tersebut, seorang ahli ekonomi keuangan Inggris 
bernama Gresham mengemukaan sebuah hukum yang bernama hukum Gresham yang
 berbunyi “bad money always drives out good money” artinya “dalam
 suatu sisten keuangan yang memakai standar kembar, seandainya 
perbandingan emas dan perak menurut undang-undang berbeda denga 
perbandingan sebenarnya di pasaran, maka logam yang rendah nilainya akan
 mendesak logam yang tinggi nilainya dari peredaran”.
Kemudian kerugian yang timbul dari perubahan perbandingann nilai menurut undang-undang itu akan dapat diatasi dengan syarat:
1.      Banyak negara yang memakai standar kembar
2.      Adanya kebebasan dalam lalulintas logam antar negara.
Apabila syarat
 ini dapat dipenuhi, maka jika terjadi perubahan perbandingan dalam satu
 negara, negara-negara lain akan membeli logam yang menurun nilainya, 
sehingga niali logam itu meningkat kembali. Oleh karena ad pembeli dari 
luar negeri itu, maka perbandingan nilai akan pulih kembali sesuai 
dengan undang-undang. Perumusan ini merupakan sebuah hukum yang disebut 
Hukum Newton yang dikemukakan oleh Newton bunyinya sebagai berikut “seandainya
 nilai menurut undang-undang berbeda dengan nilai yang sebenarnya 
terjadi, maka permintaan nilai logam yang ditaksir terlalu tinggi 
nilainya akan banyak sekali sehingga harganya akan meningkat kembali”.
Sistem moneter suatu Negara dikatakan menganut standar logam kembar jika: 
a.       Dua
 logam pada suatu perbandingan tetap antara satu dengan yang lain 
dijadikan sebagai standar nilai satu-satuan moneternya (biasanya emas 
dan perak). 
b.      Pemerintah
 harus selalu siap membeli emas dan perak pada harga tetap. Sementara 
itu uang emas dan perak dinyatakan sebagai alat pembayaran yang sah. 
c.       Segala
 bentuk uang kertas dari suatu Negara mungkin dapat ditukarkan oleh 
pemegangnya ke dalam bentuk uang logam atau batangan logam . 
Sejarah
 menunjukkan bahwa bagi Negara yang mencoba menggunakan standar kembar 
menghadapi adanya daya tarik menarik antara permintaan dan penawaran 
logam-logam tersebut di pasar yang akan menyebabkan harga suatu logam 
lebih tinggi dari pada yang lainnya. Ini akan menyebabkan berlakunya 
Hukum Greshman. Sebagai akibatnya, Negara tersebut dalam prakteknya 
menggunakan standar logam tunggal dari logam yang harganya lebih tinggi,
 meskipun secara resmi tetap menggunakan standar kembar. 
a.      Kelebihan standar logam kembar (Bimetallism Standard)
Ø  Kurang
 memadainya penyediaan emas relatip terhadap uang dan kredit yang 
diciptakan oleh pemerintah dan bank nampaknya mendorong dipakainya 
sistem standar logam kembar. 
Ø  Beberapa
 penganjur standar ini percaya bahwa sistem logam kembar ini akan dapat 
menciptakan kestabilan nilai uang daripada standar tunggal yang 
didasarkan atas emas. Cadangan logam-logam (selain emas) lebih banyak 
dan tidak mudah dipengaruhi oleh kenaikan yang berarti dari penyediaan 
cadangan-cadangan ini. 
Ø  Nilai
 dari cadangan emas juga akan lebih stabil karena produksi dari emas dan
 perak berubah-ubah dalam arah yang berlainan. Semakin banyak emas yang 
diproduksi dalam masa depresi ketika produksi perak menurun, karena 
perak ini merupakan produksi pabrik logam seperti baja yang produksinya 
meningkat pada saat baik yaitu pada waktu ongkos penambangan emas 
meningkat dan produksi emas tidak menarik. Cadangan emas dari suatu 
Negara akan selalu bertambah dari satu sumber atau lebih. Kenaikan di 
dalam cadangan moneternya akan mempunyai akibat yang tidak dapat 
dihindari pada nilai total cadangannya. 
Ø  Hukum
 Gresham tidak secara tetap akan berlaku karena aliran yang terlalu 
tinggi dari uang ke dalam pasar yang mana akan menekan nilainya, dan 
membawanya ke dalam garis nilai tambang (mint value). 
b.      Kekurangan standar logam kembar
Sejarah
 moneter di dunia pada abad 19 menunjukkan bahwa sistem standar logam 
kembar menjadi sistem standar logam tunggal kenyataannya. Perbedaan 
antara nilai tambang dengan nilai pasar dari dua logam cenderung 
mendorong logam yang mudah hilang dari peredaran. Akibatnya sistem 
moneter ini hanya berdasar pada satu logam saja. 
C.    Dampak Standar Barang Terhadap Perekonomian 
Inflasi
 yang menjadi masalah serius bagi otoritas moneter di rezim fiat money 
standard, pada masa tersebut (standar barang) dapat berjalan secara 
stabil. Hal ini karena rezim tersebut memiliki rezim moneter yang 
berjalan secara otomatis yang dapat mengatur pergerakan supply money di 
suatu Negara serta diawasi secara disiplin oleh otoritas moneter 
masing-masing Negara. Dengan demikian faktor utama yang menjadi pemicu 
inflasi pada uang substitusi sepenuhnya dapat dikendalikan, maka dampak 
dari suatu Negara menganut standar barang terhadap perekonomian salah 
satunya dapat menyebabkan rendahnya inflasi. Hal ini juga diakui oleh 
Frederik Hayek (1976), sebagaimana yang dikutip oleh Block (1999):
“Secara
 signifikan hal tersebut hanya terjadi pada kejayaan sistem industry 
modern dan selama standar emas yang berlangsung sekitas dua ratus 
tahun…..pada masa itu harga-harga diakhir rezim tersebut tidak mengalami
 perubahan. Ia sama sebagimana awalnya.” (Hayek, 1976:16)
“Kecuali
 selama dua ratus tahun ketika standar emas diterapkan. Selain itu 
pemerintah sepanjang sejarah telah menggunakan kekuatan eksklusif mereka
 untuk menipu dan mencuri harta rakyat.” (Hayek, 1976:15). 
Disamping
 itu dengan adanya nilai tukar yang tetap antara mata uang suatu Negara 
Negara dengan Negara lainnya menjadikan arus perdagangan dan investasi 
tumbuh dengan pesat. Hal ini sebagaimana yang dinyatakan oleh Grenspan 
(1966) yang juga dikutip oleh Block (1999) : “Ketika standar emas dan 
atau perak diterima sebagai alat pertukaran oleh sebagian besar Negara, 
standar emas dan atau perak international yang bebas tanpa bebas telah 
membantu percepatan pembagian tenaga kerja (devision of labour) dan 
perluasan perdagangan international. Meskipun alat-alat tukar (seperti 
Dollar, Pound, Franch, dll) berbeda antara satu Negara dengan Negara 
lainnya dan seluruhnya ditetapkan nilainya dengan emas dan atau perak, 
namun selama masa tersebut tidak ada hambatan bagi perdagangan ataupun 
pergerakkan modal (movement of capital)”. Sehingga dampak dari suatu 
Negara menganut standar barang terhadap perekonomian salah satunya dapat
 menyebabkan keseimbangan dalam perdagangan antara Negara lain.  
Namun,
 masalah pokok yang timbul dari standar barang (emas dan atau perak) 
adalah kurang praktis apabila transaksi yang dilakukan dalam jumlah 
besar. 
Komentar
Posting Komentar