KEMISKINAN dan PENANGGULANGAN KEMISKINAN
Pengertian Kemiskinan
Kemiskinan
adalah keadaan dimana terjadi ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar
seperti makanan, pakaian, tempat berlindung, pendidikan, dan kesehatan
(id.wikipedia.org, 2010).
Kemiskinan
adalah ketidakmampuan individu dalam memenuhi kebutuhan dasar minimal untuk
hidup layak (id.answers.yahoo.com, 2009). Kemiskinan merupakan sebuah kondisi
yang berada di bawah garis nilai standar kebutuhan minimum, baik untuk makanan
dan non makanan, yang disebut garis kemiskinan (poverty line) atau batas
kemiskinan (poverty threshold).
Garis
kemiskinan adalah sejumlah rupiah yang diperlukan oleh setiap individu untuk
dapat membayar kebutuhan makanan setara 2100 kilo kalori per orang per hari dan
kebutuhan non-makanan yang terdiri dari perumahan, pakaian, kesehatan,
pendidikan, transportasi, serta aneka barang dan jasa lainnya.
Kemiskinan
pada umumnya didefinisikan dari segi pendapatan dalam bentuk uang ditambah
dengan keuntungan-keuntunan non-material yang diterima oleh seseorang. Secara
luas kemiskinan meliputi kekurangan atau tidak memiliki pendidikan, keadaan
kesehatan yang buruk, kekurangan transportasi yang dibutuhkan oleh masyarakat.
Kemiskinan kadang juga berarti tidak adanya akses terhadap pendidikan dan pekerjaan
yang mampu mengatasi masalah kemiskinan dan mendapatkan kehormatan yang layak
sebagai warga negara.
Bank
Dunia mendefinisikan Kemiskinan
absolut sebagai hidup dengan pendapatan dibawah USD $1/hari dan Kemiskinan menengah untuk pendapatan
dibawah $2 per hari, dengan batasan ini maka diperkiraan pada 2001 1,1 miliar
orang didunia mengkonsumsi kurang dari $1/hari dan 2,7 miliar orang didunia
mengkonsumsi kurang dari $2/hari. Proporsi penduduk negara berkembang yang
hidup dalam Kemiskinan ekstrem telah turun dari 28% pada 1990 menjadi 21% pada
2001. Melihat pada periode 1981-2001, persentase dari penduduk dunia yang hidup
dibawah garis kemiskinan $1 dolar/hari telah berkurang separuh. Tetapi, nilai
dari $1 juga mengalami penurunan dalam kurun waktu tersebut.
Dari berbagai sudut pandang tentang pengertian
kemiskinan, pada dasarnya bentuk kemiskinan dapat dikelompokkan menjadi tiga
pengertian, yaitu:
1. Kemiskinan Absolut. Seseorang dikategorikan
termasuk ke dalam golongan miskin absolut apabila hasil pendapatannya berada di
bawah garis kemiskinan, tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup minimum,
yaitu: pangan, sandang, kesehatan, papan, dan pendidikan.
2. Kemiskinan Relatif. Seseorang yang tergolong
miskin relatif sebenarnya telah hidup di atas garis kemiskinan tetapi masih
berada di bawah kemampuan masyarakat sekitarnya.
3. Kemiskinan Kultural. Kemiskinan ini berkaitan
erat dengan sikap seseorang atau sekelompok masyarakat yang tidak mau berusaha
memperbaiki tingkat kehidupannya sekalipun ada usaha dari pihak lain yang
membantunya.
3 masalah utama kemiskinan di
Indonesia, yaitu: terbatasnya kecukupan dan mutu pangan, terbatasnya dan
rendahnya mutu layanan kesehatan, serta terbatasnya dan rendahnya mutu layanan
pendidikan.
1. Terbatasnya Kecukupan dan Mutu Pangan
Hal ini berkaitan dengan rendahnya daya beli,
ketersediaan pangan yang tidak merata, dan kurangnya dukungan pemerintah bagi
petani untuk memproduksi beras sedangkan masyarakat Indonesia sangat tergantung
pada beras. Permasalahan kecukupan pangan antara lain terlihat dari rendahnya
asupan kalori penduduk miskin dan buruknya status gizi bayi, anak balita, dan
ibu.
2. Terbatasnya dan Rendahnya Mutu Layanan Kesehatan
Hal ini mengakibatkan rendahnya daya tahan dan
kesehatan masyarakat miskin untuk bekerja dan mencari nafkah, terbatasnya
kemampuan anak dari keluarga untuk tumbuh kembang, dan rendahnya kesehatan para
ibu. Salah satu indikator dari terbatasnya akses layanan kesehatan adalah angka
kematian bayi. Data Susenas (Survai Sosial Ekonomi Nasional) menunjukan bahwa
angka kematian bayi pada kelompok pengeluaran terendah masih di atas 50 per
1.000 kelahiran hidup.
3. Terbatasnya dan Rendahnya Mutu Layanan Pendidikan
Hal ini disebabkan oleh tingginya biaya
pendidikan, terbatasnya kesediaan sarana pendidikan, terbatasnya jumlah guru
bermutu di daerah, dan terbatasnya jumlah sekolah yang layak untuk proses
belajar-mengajar. Pendidikan formal belum dapat menjangkau secara merata
seluruh lapisan masyarakat sehingga terjadi perbedaan antara penduduk kaya dan
penduduk miskin dalam masalah pendidikan.
Faktor Penyebab Kemiskinan
Ada dua kondisi yang menyebabkan kemiskinan bisa
terjadi, yaitu:
1. Kemiskinan alamiah. Kemiskinan alamiah terjadi
akibat sumber daya alam yang terbatas, penggunaan teknologi yang rendah, dan
bencana alam.
2. Kemiskinan buatan. Kemiskinan ini terjadi
karena lembaga-lembaga yang ada di masyarakat membuat sebagian anggota
masyarakat tidak mampu menguasai sarana ekonomi dan berbagai fasilitas lain
yang tersedia hingga mereka tetap miskin.
Bila kedua faktor penyebab kemiskinan tersebut
dihubungkan dengan masalah mutu pangan, kesehatan, dan pendidikan maka dapat
disimpulkan beberapa faktor penyebab kemiskinan antara lain:
1. Kurang tersedianya sarana yang dapat dipakai
keluarga miskin secara layak misalnya puskesmas, sekolah, tanah yang dapat
dikelola untuk bertani.
2. Kurangnya dukungan pemerintah sehingga
keluarga miskin tidak dapat menjalani dan mendapatkan haknya atas pendidikan
dan kesehatan yang layak dikarenakan biaya yang tinggi
3. Rendahnya minat masyarakat miskin untuk
berjuang mencapai haknya karena mereka kurang mendapat pengetahuan mengenai
pentingnya memliki pendidikan tinggi dan kesehatan yang baik.
4. Kurangnya dukungan pemerintah dalam memberikan
keahlian agar masyarakat miskin dapat bekerja dan mendapatkan penghasilan yang
layak.ss
5. Wilayah Indonesia yang sangat luas sehingga
sulit bagi pemerintah untuk menjangkau seluruh wilayah dengan perhatian yang
sama. Hal ini menyebabkan terjadi perbedaan masalah kesehatan, mutu pangan dan
pendidikan antara wilayah perkotaan dengan wilayah yang tertinggal jauh dari
perkotaan.
Penanggulangan
Kemiskinan
Untuk mengatasi masalah
kemiskinan, pemerintah memiliki peran yang besar. Namun nyatanya program yang
dijalankan oleh pemerintah belum mampu menyentuh pokok yang menimbulkan masalah
kemiskinan. Beberapa program pemerintah yang sudah dijalankan untuk mengatasi
masalah kemiskinan diantaranya adalah program Bantuan Langsung Tunai serta
bantuan dibidang kesehatan yaitu Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas).
Namun kedua hal tersebut tidak memiliki dampak signifikan terhadap pengurangan
angka kemiskinan, bahkan beberapa pakar kebijakan Negara menganggap bahwa hal
tersebut sudah seharusnya dilakukan pemerintah. Untuk itu pemerintah perlu
membuat ketegasan dan kebijakan dalam rangka menyelesaikan masalah
kemiskinan ini. Diantaranya yaitu :
- Menciptakan lapangan kerja yang mampu menyerap banyak tenaga kerja sehingga mengurangi pengangguran, karena pengangguran adalah salah satu sumber penyebab kemiskinan terbesar di Indonesia.
- Memberikan subsidi pada kebutuhan pokok manusia sehingga setiap masyarakat bisa menikmati makanan yang berkualitas, hal ini akan berdampak pada meningkatnya angka kesehatan masyarakat.
- Menghapuskan korupsi, sebab korupsi adalah salah satu penyebab layanan masyarakat tidak berjalan sebagaimana mestinya. Hal inilah yang kemudian menjadikan masyarakat tidak bisa menikmati hak mereka sebagai warga Negara sebagaimana mestinya.
Komentar
Posting Komentar